HUT PGSD ke-3

Mari kita budayakan pakaian adat indonesia

We are making a wall magazine

Semangat ceria kita sambut dan ikut partisipasi dalam acara HUT PGSD ke-3

Pisss....narsis dulu ah di camp kelas satu D PGSD. Hehehe.

Semarak dalam rangka HUT PGSD dengan meningkatkan kekreatifitasan, salah satunya dengan membuat dan menata mading tiga dimensi

Warni warni tumpeng menjadi saksi HUT PGSD ke-4

Walaupun ada yang berwarna merah,hijau,dan kuning, tapi rasanya kok sama ya. Hehehe

HUT PGSD ke-4

Pose dulu ah di depan salah satu penari reog ponorogo, kan jarang-jarang poto sama artis

Kerajinan Tangan Sederhana

Ketika kalian mempunyai waktu luang, mungkin menyibukkan diri dengan membuat kerajinan tangan sederhana bukanlah ide yang buruk. Dimulai dari bentuk yang sederhana, lama-kelamaan kalian mungkin akan senang dan akan tertarik membuat yang lebih bagus

Obyek Wisata Pantai di Teluk Prigi

Pantai Pasir Putih yang berhias dengan pasirnya yang putih dan batuan karang yang cantik di bibir pantai

Lestarikan Budaya Bangsa Indonesia

Mari kita sebagai warga negara yang baik ikut melestarikan budaya bangsa kita, salah satunya pakaian adat bangsa kita. Maukah kebudayaan kita satu per satu diklaim orang lain?...

Kamis, 16 Mei 2013

Alat Pembelajaran IPA SD - Kapal Uap Sederhana Berdasarkan Hukum 3 Newton

Berikut ini adalah SOP (Standar Operasional Produk) dalam pembuatan alat pembelajaran mapel IPA SD tentang kapal uap.

UAN, Pesta Pelajar kok Menakutkan




Beberapa minggu yang lalu, para pelajar di indonesia memulai pesta nasionalnya, yaitu pesta pelajar nasional, begitu saya menyebutnya, alias uan, ujian akhir nasional. Acara akbar ini selalu diadakan setiap tahun sekali dan diperuntukkan bagi pelajar kelas tiga, yang meliputi SMA, SMP, dan SD.

Sebulan yang lalu, pelajar SMA telah melangsungkan pesta pendidikannya, satu minggu kemudian pelajar SMP, dan dua minggu kemarin pelajar SD baru saja mengakhirinya. Kini mereka tinggal menunggu hasilnya.
Kata pesta selalu identik dengan kebahagiaan. Apalagi untuk para pelajar, tentunya mereka senang bila mendengar kata pesta. Namun persepsi itu berbalik arah seratus delapan puluh derajat. Bagaimana tidak, menurut sebagian besar pelajar, pesta yag diadakan oleh pemerintah setiap tahunnya ini selalu membuat mereka was-was, tegang, dan menakutkan. Selama tiga tahun menuntut ilmu, nilai kelulusan mereka harus ditentukan selang waktu empat hari meskipun program baru telah berlaku, yaitu kriteria kelulusan bukan hanya dari nilai UAS saja namun diakumulasi dengan nilai UAS dan raport. Memang ini adil bagi para pelajar yang hidup di daerah perkotaan dengan segala fasilitas pendidikan yang menunjang. Pertanyaannya, apakah adil bagi pelajar yang tinggal dan bersekolah di daerah lereng-lereng pegunungan, pedesaan, dan pinggir-pinggir pantai, dengan tanda kutip macam soalnya sama. Padahal kita tahu bahwa secara umum sarana dan prasarana atau fasilitas pendidikan di daerah itu sebagian besar sangat memprihatinkan.

Saya tahu, tujuan pemerintah itu baik. Ingin memajukan dan memeratakan pendidikan. Namun permasalahannya, caranya yang salah. Cara yang digunakan sangat berbanding terbalik dengan aplikasi yang ada di lapangan. Jadi, mau tidak mau, pusing tidak pusing, ikhlas tidak ikhlas, elemen pendidikan di tingkat bawahnya menerima program pemerintah pusat dengan tangan terbuka dan terus menjalankannya.

Menurut berbagai sumber berita, banyak guru yang mengeluhkan proses UAN tahun ini. Mulai dari pembuatan soal yang amburadul dan bercampur aduk antara soal mapel yang satu dengan yang lain, proses distribusinya yang ruwet, waktu pelaksaaan pengerjaan uan di sekolah yang tidak sesuai jadwal yang ditetapkan, dan lebih parahnya lagi, kertas LJK (Lembar Jawaban Komputer) yang tipis atau mudah sobek bila di hapus beberapa kali.

Tentunya dari beberapa kejadian tersebut, banyak pihak yang dirugikan, terutama para pelajar. Mereka seakan-akan berkeluh kesah dengan pesta pelajar nasional kali ini. Pesta yang seharusnya berlangsung dengan muka bahagia, namun pada akhirnya di tengah perjalanan terganjal dengan hal yang semerawut tadi. Tentunya sangat mengganggu para pelajar dalam proses pengerjaan soal UAN. Mudah-mudahan hasil yang didapat nanti memuaskan. Mudah-mudahan saja.

Banyak hal yang membuat proses UAN tahun ini begitu mengecewakan, salah satunya adanya penyelipan dana untuk pencetakan soal. Sepertinya pemerintah belum jera dengan yang namanya korupsi. Entah itu dilakukan oleh pihak pusat atau elemen di bawahnya. Faktanya itu ada dan masyarakat tahu. Lebih memprihatinkan lagi, dana untuk UAN saja harus dikorupsi. Kemudian menyebabkan kertas LJK yang digunakan untuk  UAN harus menjadi korbannya. Kualitasnya kertasnya jelek dan proses pembuatannya tersendat. Inilah gambaran negeri kita yang terkenal sensitif dengan kemajuan korupsinya. Sampai-sampai dana untuk pencetakan soal saja dikorupsi. Semoga tidak turun temurun kepada generasi selanjutnya. Termasuk kita, para pembaca.

Untuk evaluasi pendidikan di tingkat sekolah, alangkah baiknya dilakukan oleh pihak sekolah itu sendiri. Karena mereka yang mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didiknya, yaitu bagaimana sikapnya sehari-hari, pengetahuannya, dan keterampilannya. Sangat ironis bila kelulusan pelajar hanya dievaluasi lewat soal tertulis yang dilakukan hanya empat hari. Hal inilah yang menjadi momok menakutkan bagi para pelajar kita. Saya rasa, pendidikan kita harus diubah seiring dengan kemajuan jaman dan pesta pelajar nasional tidak dibuat untuk menakut nakuti pelajar tapi sebaliknya membuat mereka merasa senang menyambut acara tahunan itu. Semoga pendidikan kita lebih baik di masa mendatang, merata di segala penjuru indonesia, dan mendiknas semakin dewasa menghadapi perkembangan pendidikan sehingga nantinya menghasilkan generasi muda yang dapat menjadi tumpuan kemajuan agama, bangsa, dan negara. 


Alat Pembelajaran IPA SD - Mobil Roket Air Sederhana Berdasarkan Hukum 3 Newton

Berikut ini adalah SOP (Standar Operasional Produk) dalam pembuatan alat pembelajaran mapel IPA SD tentang mobil roker air sederhana.

Alat Pembelajaran IPA SD - Pesawat Sederhana dari Kertas

Berikut ini adalah SOP (Standar Operasional Produk) dalam pembuatan alat pembelajaran mapel IPA SD tentang pesawat sederhana.

Alat Pembelajaran IPA SD - Roket Air Sederhana Berdasarkan Hukum Bernoulli dan Hukum 3 Newton


Berikut ini adalah SOP (Standar Operasional Produk) dalam pembuatan alat pembelajaran mapel IPA SD tentang roket air.











Cerita Anak - Sayap Rapuh dan Si Hitam Pekerja Keras


Suatu hari, di pagi-pagi buta, seekor rayap sedang berjalan-jalan memutari sebuah semak-semak yang rimbun. Ia berencana mencari makanan di kayu-kayu yang sedang rapuh. Tiba-tiba ia melihat seekor semut hitam terbang dari satu pohon ke pohon yang lain dengan gesitnya. Rayap pun berfikir alangkah asyiknya mempunyai sayap sepeti semut itu. Mungkin ia bisa mencari makan dengan terbang dan tidak susah payah berjalan menyusuri selokan-selokan yang penuh dengan kotoran dan sampah-sampah itu.

Brak. Semut hitam itu pun dengan tiba-tiba jatuh di hadapannya. Semut itu tampaknya sengaja ingin menyapa rayap yang tengah berjalan sendirian.
“Hai rayap. Ada apa gerangan dengan kamu ? Dari tadi kelihatannya kok melamun.”tanya semut dengan ramah.
“Aku sedih teman. Aku lelah sekali. Setiap hari aku harus berjalan dengan kakiku ini. Rasanya aku ingin memiliki sayap seperti kamu.”ucap rayap sedih.
“Jangan sedih teman. Kita harus bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang ini. Aku dan kamu itu sama. Pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan.”kata semut menasehati.
“Tidak teman. Aku dan bangsaku sungguh tidak sehebat kamu. Setiap hari kamu dengan mudahnya mencari makanan di puncak-puncak pohon. Sementara aku hanya bisa menunggu ranting pohon yang jatuh.”ucap rayap dengan putus asa.
“Itu semua salah teman. Aku tidak sehebat yang kamu pikirkan. Aku juga tidak mempunyai apa yang selama ini kamu miliki. Kamu bisa mencari makan di lubang-lubang kecil kayu dan di bawah tanah. Sedangkan aku. Aku hanya bisa mencari makanan di tepian pohon. Kamu tahu, sayapku ini menggangguku untuk masuk ke dalam lubang yang kecil. Namun, aku tetap bersyukur teman.”kata semut mencoba menyakinkan rayap dengan tulus. Kemudian terbang kembali mencari makanan.

Seekor rayap itu pun tetap ingin bisa terbang seperti semut hitam. Ia pun berfikir bagaimana caranya agar ia dan bangsanya mendapatkan sayap yang hebat itu. Dengan memiliki sayap, maka dengan mudah ia bisa mencari makanan dari satu tempat ke tempat yang lain. Melewati sungai-sungai dan bermain-main di awan-awan.

Suatu ketika, ia melihat segerombolan semut sedang berbondong-bondong mengangkat makanan ke dalam rumah yang terletak di bawah pohon besar. Rumahnya sungguh bagus dan rapi. Mereka juga pekerja keras dan suka bekerja sama. Tidak seperti bangsanya yang tidak suka bahu membahu saling menolong. Setelah beberapa waktu mengintip segerombolan semut itu di bawah rerimbunan pohon talas, ia tiba-tiba melihat ada beberapa semut yang menanggalkan sayapnya di dinding-dinding rumah mereka. Dengan rajinnya mereka membersihkan dan merawat sayap kesayangannya itu.

Seekor rayap itu berfikir ingin meminjam sayap semut. Namun, ia masih belum berani menyapa segerombolan semut hitam itu. Ia takut mereka akan menolak dan mengolok-oloknya.

Ia pun mengurungkan niatnya, lalu bergegas pulang. Kepada bangsanya, ia menceritakan perihal sayap-sayap semut itu. Bangsa rayap pun merasa senang dengan kabar dari seekor rayap itu. Mereka tertarik untuk meminjam sayap-sayap semut.

Keesokan harinya, beberapa ekor rayap berkumpul di depan rumah mereka. Mereka akan pergi ke perkampungan semut hitam bersayap. Mereka mencoba meminjam sayap-sayap semut. Setelah beberapa lama berjalan, mereka pun sampai di perkampungan semut. Ternyata, semut-semut itu sedang bersantai di depan rumah sambil menikmati semilir angin sore. Mereka baru saja pulang mencari makanan. Tampaknya mereka kelelahan setelah seharian beterbangan ke sana ke mari, terlihat beberapa dari mereka tertidur di bawah pohon. Segerombolan rayap itu juga melihat bahwa semut-semut itu tidak mengenakan sayap dipunggungnya. Rupanya mereka menyopot dan meletakkannya di dinding-dinding rumah.

“Inilah kesempatan kita. Tampaknya mereka tidak sedang menggunakan sayapnya. Ayo kita meminjamnya untuk beberapa saat.”ucap salah satu rayap dengan yakin.
“Setuju. Dengan begitu kita bisa mencari makan ke tempat yang lebih jauh.”kata rayap lain.

Pada akhirnya mereka pun bergegas mendekat ke rumah semut-semut itu.
“Hai semut. Bolehkah kami meminjam sesuatu dari kamu?”tanya ketua rayap.
“Apa yang bisa kami pinjamkan dari kamu rayap ?”
“Sayap. Sayap yang setiap hari kamu pakai itu semut. Kami ingin sekali mencobanya. Ingin mencoba terbang seperti kamu. Kami berjanji akan mengembalikannya besok sore.”
“Baik rayap. Kami akan meminjamkannya kepada kamu jika memang kamu ingin sekali mencoba terbang. Tetapi apakah kamu bisa menggunakannya ?”
“Kami sudah seringkali melihat kamu memakainya dan menerbangkannya.”
“Berhati-hatilah semut. Kamu harus berusaha menyeimbangkan sayapnya jika ada angin besar datang tiba-tiba.”
“Baik semut. Kami akan menggunakannya dengan hati-hati. Terima kasih banyak.”ucap ketua rayap lalu pergi kembali pulang sambil membawa sayap-sayap semut.

Keesokan harinya, bangsa rayap menggunakan sayap-sayap semut itu di tengah rerumputan yang luas agar kalau jatuh tidak berbahaya. Setelah beberapa kali mencoba merekatkan pada punggungnya dan menerbangkannya, akhirnya mereka bisa terbang hampir setinggi awan. Namun mereka sangat ceroboh. Tampaknya mereka tidak memerdulikan nasehat semut. Ketika ada angin besar datang, mereka tidak menepi atau merendah, malah mereka terbang menuju awan. Dan pada akhirnya, sekali terhembas angin, sayap-sayapnya patah dan mereka pun jatuh ke tanah.

Oleh karena sayap-sayapnya rusak, para rayap pun tidak berani mengembalikannya ke semut. Ketika sore telah tiba, mereka tidak mengembalikannya. Mereka mengingkari pejanjiannya dengan semut. Segerombolah rayap itu pun berpindah tempat tinggal baru yang tersembunyi dan tidak bisa dijangkau oleh semut sambil membawa sayap-sayap yang telah rusak. Dengan pengingkaran itu, akhirnya para semut kini tidak bisa terbang lagi. Mereka kehilangan sayap kesayangannya. Meskipun begitu, mereka tidak mengeluh. Mereka tetap saling bekerja sama dan bekerja keras untuk mencari makanan.

Dari peristiwa itulah, saat ini semut-semut tidak lagi bisa terbang, namun mereka tetap menjaga kerukunannya dengan cara menempelkan antena yang ada di kepalanya. Sebenarnya, perilaku ini bertujuan untuk memberi tahu kepada sesama semut jika ada makanan atau sesuatu yang mengancam di suatu tempat. Sedangkan ketika bertemu dengan rayap, semut-semut itu tampak sangat benci karena peristiwa kala itu. Itulah mengapa, rayap-rayap seolah-olah tidak berani berkeliaran di tanah ketika sudah dewasa. Mereka berani keluar dari rumahnya hanya dengan terbang. Namun karena sifatnya yang ceroboh, mereka tidak selalu merekatkan sayap di punggungnya dengan kuat dan akhirnya jatuh ketika terhempas angin. Tingkat hidup rayap sangat kecil, bahkan mereka tidak mampu bertahan hidup selama dua puluh jam ketika sudah dewasa.
*Semoga kalian bisa mengambil pesan-pesan baik yang tersirat dalam cerita di atas*